Follow Us @soratemplates

Kamis, 20 November 2014

MAAFKAN KARENA AKU MENGELUH

01.14 0 Comments

Hari ini di bus, aku melihat seorang gadis cantik dengan rambut keemasan, aku iri padanya-dia tampak begitu ceria, dan entah bagaimana, aku berharap aku juga bisa secantik dirinya. Namun, ketika ia bangkit untuk turun dari bus, aku melihatnya berjalan pincang menyusuri lorong. Ia ternyata hanya punya satu kaki dan mengenakan penopang. Saat ia berlalu, ia pun tersenyum kepadaku. Oh Tuhan, maafkan aku ketika aku mengeluh. Aku memiliki dua kaki dan dunia adalah milikku.

Lalu ketika aku berhenti untuk membeli beberapa kue, seorang pemuda yang melayani aku memiliki pesona yang sama seperti gadis yang aku lihat di bus. Ia tampak memancarkan kegembiraan, sikapnya begitu baik dan hangat, aku berkata, "Sangat menyenangkan berurusan dengan Anda, kesantunan seperti itu sangat jarang saya menemukannya", ia berbalik dan berkata, "Oh, terima kasih Bu." Hanya saja kemudian sebelum saya pergi meninggalkannya, saya melihat bahwa ternyata pemuda itu buta. Oh, Tuhan, ampunilah aku ketika aku mengeluh. Aku memiliki dua mata dan dunia adalah milikku.

Saat melangkah menyusuri jalan, aku melihat seorang anak dengan mata biru, ia berdiri dan menyaksikan orang lain bermain, tampaknya ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, aku berhenti sejenak, lalu berkata, "Mengapa kamu tidak bergabung yang lain, Sayang?" Dia memandang ke depan tanpa kata, dan kemudian aku tahu dia tidak bisa mendengar. Oh Tuhan, maafkan aku ketika aku mengeluh. Aku memiliki dua telinga dan dunia adalah milikku.

Dengan kaki yang dapat membawaku ke mana aku pergi, dengan mata untuk melihat matahari terbenam, dengan telinga untuk mendengar apa yang aku tahu. Aku sungguh diberkati. Dunia adalah milikku; oh, Tuhan, ampunilah aku ketika aku mengeluh di dalam hari-hari kehidupanku. Aku bahagia karena semua tampak sempurna sekarang bagiku. Tuhan sungguh baik. Puji Tuhan!

Selasa, 18 November 2014

Ini Tentangmu

21.10 0 Comments


Kamu memang istimewa.
Sangat istimewa.
Dengan semua polahmu, tingkahmu, tawamu, candamu, tangismu,
Juga teriakan dan suara lantangmu
Bagi kami, kau  adalah indah..
Seindah pelangi dengan warnanya yang beraneka ragam
Sama menariknya dengan kupu-kupu yang bebas kesana kemari..
Hilary Josephine Sistanaya, sebuah anugerah tak ternilai dari Tuhan, 
buat kami.

27 November 2010.
Rasanya tidak sabar untuk melihatmu ke dunia, nak.
Sabtu pagi, sesuai dengan kesepakatan, dokter Herbert Situmorang membantu mengeluarkan Adik dari perutku, dengan cara sectio cesar.  Suatu hal ajaib boleh aku alami untuk kedua kali. Saat mendengar suara tangismu yang sangat kencang, dan dokter mengatakan bahwa yang lahir adalah anak perempuan, spontan akupun bertanya: “Dok, rambutnya lurus apa keriting?”
Dokter Herbert pun tertawa keras dan menjawab: “Emang kenapa, koq pertanyaan pertama adalah rambut? Rambutnya keriting.”

Akupun terdiam. Entah kenapa, aku tidak terlalu menyukai rambut keriting. Padahal kalau menurut pelajaran bahasa Indonesia yang kudapat waktu SD dulu, bahwa rambut yang sangat indah adalah seperti mayang terurai. Dan artinya, mayang terurai itu adalah rambut yang bergelombang, bukan lurus seperti lidi. Tapi kembali lagi, aku kurang suka dengan rambut yang kata peribahasa adalah bagus itu…. J
Probabilitas untuk anakku dilahirkan keriting pun besar. Secara bapaknya keriting/ikal. Neneknya alias ibuku juga mempunyai rambut yang bergelombang. Jadi, kenapa aku harus bersikeras anakku berambut lurus? Agak aneh juga aku ini…. J

Anyway, kembali lagi ke Adik yang baru lahir. Setelah keluar dari perut, Adik menjalani proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD). IMD adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin) antara kulit ibu dan kulit bayinya. Adik berhasil melakukan IMD. Bahkan menurut dokter Yohmi yang mendampingi proses IMD, Adik adalah bayi tercepat di RS Carolus dalam IMD. Ternyata dari semenjak dilahirkan, kamu memang gesit dan cekatan, Dik…

Hilary Josephine Sistanaya, nama itulah yang kami berikan untuk Adik. Hilary, sebuah nama seorang pujangga gereja, yang semasa hidupnya adalah seorang pembela iman yang benar. Josephine mempunyai makna hadiah dari Tuhan. Jadi doa dan harapan kami, semoga hadiah dari Tuhan tersebut bisa tumbuh menjadi anak yang selalu menyenangkan Tuhan, menyenangkan sesama, menyenangkan orang tua, dan semua yang ada di sekeliling Adik. Dengan cara bagaimana menyenangkan ke semua itu? Dengan cara berbuatlah seperti yang Tuhan ajarkan dan hindarilah yang Tuhan larang.  Dan kami, sebagai orang yang diberi hadiah oleh Tuhan, wajib menjaga hadiah itu dengan sepenuh hati.

Hari-harimu.
Gesit, cekatan, tidak pernah diam, mempunyai energi yang tidak pernah habis, itulah karaktermu.  
Adik alias Ephine alias Kiting, si istimewa. Istimewa dari rambutnya yang kriwil-kriwil, berbeda dengan Kakak dan Adiknya yang berambut lurus. Istimewa dari polahnya yang sangat atraktif, paling aktif dibandingkan dua saudaranya yang lain.

Masih terbayang, bagaimana awal-awal Adik mempunyai adik baru. Kecemburuan yang luar biasa terhadap adik barunya. Adik baru sengaja kami panggil Sinyo. Aku bersikukuh ingin tetap memanggil Ephine dengan sebutan Adik, jadi untuk menghindari ada 2 Adik, jadilah nama Sinyo yang muncul. J
Selalu cari perhatian,  teriak sana teriak sini, menangis dengan suara yang menggelegar, sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Adik. Bahkan Mba Yus, asisten yang merawat Adik, terang-terangan minta keluar dengan alasan sudah tidak sanggup menghadapi tingkah laku Adik. Atau Mba Samanah, yang aku berhentikan karena kasihan melihat asisten di bully terus menerus oleh gadis kecil yang berambut keriting itu. Saat itu, usiamu masih 2 tahun 3 bulan, Dik…

(Tetapi seiring berjalannya waktu, saat aku membolak balik hati, melihat semua yang terjadi dan menyimpulkan ini semua bukan kesalahan Adik. Aku yang terlalu fokus pada adik barunya. Aku yang melihat tingkah laku Adik sebagai hal yang menyebalkan, membuat tensi naik,  malah membuat Adik memperkuat benteng pertahanannya. Jiwa pemberontaknya semakin muncul. Untunglah itu tidak berlarut-larut. Aku yang segera menyadari ada yang salah, mulai merubah caraku. Tapi memang perlu waktu berbulan-bulan untuk membuat Adik mau aku peluk kembali. Yang sebelumnya seakan-akan melihat hantu jika memandangku, akhirnya kembali dapat melihat malaikat… (hahaha, ciee Mami jadi malaikat nih…). Yang tadinya maunya diurusin oleh Papi, akhirnya sedikit demi sedikit mau dimandiin Mami, disuapin Mami, tidur sama Mami.)

Namun Adik tetaplah anak kecil, seorang anak kecil yang apa adanya. Seorang yang ekspresif, yang selalu mengingatkan sang papi untuk selalu berhati-hati jika sedang menyetir. “Ati-ati ya, Papi. Jangan ngebut”. Kadangkala dia juga berkata: “Papi, jangan nakal dong. Kalau ngerem kan aku bisa jatuh”. (hmmm, emang Adik hobinya berdiri di mobil, dan kadang-kadang saat Papinya mengerem, dia akan terjungkal… hihihi….). Dia yang dalam sehari minta peluk paling banyak dari kami orang tuanya, dibandingkan ketika kami memeluk Kakak dan Sinyo.

Adik jugalah yang selalu menjadi penyeimbang antara Kakak dan Sinyo. Dia bisa bermain dengan Kakaknya, bisa juga bermain dengan adiknya. Namun rasanya, Adik lebih sering bersama-sama dengan Sinyo, karena selisih umurnya yang tidak berbeda jauh.  Adik juga yang selalu melindungi Sinyo, menyayanginya dengan caranya sendiri..

Time goes so fast….
Sekarang, Ephineku adalah gadis cantik yang tomboy. Gadis kecil berkulit putih dengan rambutnya yang unik, matanya yang besar, bulu mata yang lentik. Seorang siswa yang masih bersekolah di TK, dimana bu Novi, guru Adik, selalu menceritakan ini kepadaku:

“Bu, Ephine masih belum mau mewarnai. Tiap kali disuruh memegang pensil, dia akan (pura-pura) menangis.”

Atau

“Bu, ketika saya berkata kepada murid-murid untuk mengacungkan jari jika ada anak yang bisa menyanyi, maka si Ephine adalah anak pertama yang mengacungkan jari dan berkata bahwa ia akan menyanyi. Namun setelah sampai di depan, Ephine akan menutup mulutnya, hanya diam. Jika diminta menyanyi, dia akan (pura-pura) menangis.” (Aku pernah bertanya tentang hal ini kepada Adik, yaitu: “Dik, kenapa sih kalau di sekolah nangis?” Jawab Adik: “Gapapa, biar digendong bu Novi”----------- hahahaha, ternyata Adik adalah seorang anak yang cerdik. Dia punya strategi supaya bisa mendapatkan hal yang diinginkannya)

Atau

“Bu, Ephine tidak mau menari, tapi kalau saatnya makan, dia paling cepat dan pasti habis.”
Dan, inilah jawabanku kepada gurunya:

“Tidak apa-apa bu, yang penting ada progress kearah yang lebih baik.”

Bagiku, setiap anak adalah unik. Masing-masing mempunyai kelebihan yang wajib kita banggakan dan diapresiasi. Pasti ada perbedaan dalam pencapaian milestone seorang anak, baik itu motorik, emosional, verbal, dll. Ada anak yang lebih cepat mencapai kemampuan motorik, ada juga yang kemampuan kognitifnya lebih dulu berkembang. Selama anak masih dalam rentang batas normal dalam tahapan pertumbuhannya, bagiku its oke… J

Akhirnya…
Aku ingat ada sebuah kalimat: “Ayah, Ibu, jangan keluhkan aku tidak bisa diam, lihatlah energiku ini, bukankah kalau aku jadi pemimpin, aku butuh energi sebesar ini?”

Atau, ketika seorang sahabatku berkomentar ketika melihat foto Ephine yang atraktif, katanya: “Titenio… anakmu ketoke ndregil ngene iki suk insha Allah lak dadi pengusaha sukses Mpuss” (yang  kalau ditranslate, kira2 artinya begini: “Ingat ya Mpus/Heny, bahwa anakmu yang kelihatannya tidak bisa diam ini, besok besar akan jadi pengusaha sukses…).

Akhirnya apapun itu, Dik… Kamu adalah istimewa

(Meski Mami tak pandai berkata-kata, namun aku ingin engkau tahu, betapa Mami mencintaimu, Nak… Demikian juga Papi, Kakak, dan Sinyo, semua sangat mencintaimu, sama seperti cintamu kepada kami.)






Senin, 03 November 2014

The Power of Kepepet

00.06 0 Comments

Suatu hari Kakak Celyn bercerita, dengan muka yang hepi dan berbinar-binar.
“Mi, nilai speaking test ku, tertinggi di kelas. Dari passing grade 18, aku mendapat nilai 27”, kata Kakak dengan muka yang hepi dan berbinar-binar.
“Wah, keren dong.. Hebat.. “, jawabku sambil aku tambahkan bla bla bla nasehat dan motivasi untuk menambah semangat belajarnya di kemudian hari.
Lanjutku lagi: “Emang yang lain slidenya bagus-bagus ga?”
“Temenku yang lain bagus-baguslah slidenya. Sama aja kayak punyaku”, ujarnya. Tp, pas presentasi, suara mereka kecil, pelan”.
“Brarti Kakak suaranya kenceng, dong?”, aku pun bertanya penasaran.
“Iya, suaraku kenceng. Soalnya aku nervous, jadi rasanya aku pengen berteriak supaya ilang nervousnya”, jawabnya.

Hahahahaha, langsung deh yang mendengar cerita Kakak tertawa terbahak-bahak. Aku, suami, asisten RT, semua tertawa keras….

Tapi dibalik tertawa keras itu, aku berfikir, bahwa dengan keadaan yang terdesak, semua orang menjadi mampu melakukan yang terbaik. Ternyata the power of kepepet itu benar adanya. Kepepet menjadi multivitamin yang ajaib. Seseorang dapat melakukan sesuatu menjadi lebih baik, lebih kreatif, lebih konsentrasi, lebih berani, dan lebih lebih postif lainnya dalam waktu yang singkat. Seakan-akan otak mememerintahkan tubuh untuk melakukan yang sempurna. Dan, ternyata itu BISA.

Inilah kata kuncinya: BISA.

Harusnya, tanpa kepepet pun, kita bisa melakukan dan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Tapi mungkin kadangkala tidak tercapai karena malas, takut, kurang percaya diri. Pola pikir perlu diubah.

Bagaimana menghilangkan menghilangkan hal-hal negative tersebut?
*      Biasakan berinteraksi dengan orang banyak.
*      Sering-seringlah berlatih. Misal akan melakukan presentasi, berlatihlah terus sampai muncul keyakinan bahwa AKU BISA.
*      Anggapan masih ada hari esok, untuk kali ini dihilangkan. Jadi kita akan berusaha menyelesaikan pekerjaan, pekerjaan, belajar, secepat mungkin. Jangan menunda-nunda.
*      Berani bertanya. Untuk sesuatu hal yang tidak kita ketahu, atau kurang kita pahami, bertanyalah pada ahlinya. Jangan menyimpan rasa penasaran kita sendiri tanpa bisa memecahkannya.


(Pesan buat Kakak, Adik, dan Sinyo jika suatu saat membaca tulisan Mami ini, bahwa selalu percaya diri dan yakinlah kalian bisa. Tuhan sudah menganugerahkan kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda pada mahluknya. Selalu berusahalah terus untuk mencoba menjadi lebih baik lagi. Jangan mudah putus asa.)







Minggu, 02 November 2014

Cerita Hari ini, 3 Nov 2014

21.23 0 Comments
Pagi2, sesampai di kantor, saya baru membuka HP, dan langsung terkejut setelah membaca sebuah pesan bahwa mobil jemputan Kakak ke Global Prestasi School mengalami kecelakaan di pintu tol Kalimalang. Haduh, rasanya kaget, panik, deg-degan, bingung, dan lain sebagainya. Langsung saya mencari info ke pemilik mobil jemputan, ke kepala sekolah GPS, ke gurunya, ke mama2 lain sesama pengguna jemputan, bahkan nanny yang bertugas di GPS pun saya telp. 

Info dari mereka, kondisi anak-anak tidak apa2, baik2 saja, meskipun kondisi mobil rusak bagian depan dan belakang. Puji Tuhan, saya mengucap syukur kepada Tuhan...

Cerita yang lainnya adalah, bahwa biasanya Kakak paling suka duduk di kursi belakang, nempel di pintu belakang. Posisi kursi adalah miring, dan saling berhadapan. Muat untuk 4 anak. Jadi anak2 jemputan rasanya lebih gembira kalau bisa duduk di belakang, karena bebas bercanda dengan teman2nya. Tapi sekali lagi puji Tuhan, benar2 kuasa dan anugerah Tuhan, pagi tadi Kakak minta pindah untuk duduk di tengah. Saya rasa ini adalah kuasa Tuhan yang menggerakkan Kakak pindah ke depan... God is amazing... Dia selalu ada untuk kita, umatnya...

Semoga Kakak dan teman2 baik2 saja... Terima kasih Tuhan selalu menjaga Kakak (dan teman2nya)...


Udah dulu ceritanya ya, masih agak shock juga nih... 

Rabu, 22 Oktober 2014

Tentang Kakak dan Reading Comprehension

19.18 0 Comments
Kemarin sore, tepatnya Selasa sore, saya menerima pesan dari mba Is, isinya: "Bu, tadi di jemputan Kakak muntah-muntah dan pusing, sekarang sampai rumah langsung tidur....". Sambil membaca, saya berfikir, ga biasanya Kakak begitu, perasaan tadi pagi saat berangkat ke sekolah, Kakak segar bugar, sehat wal'afiat. Apalagi hari Selasa, Kakak biasanya semangat sekali ke sekolah pada hari Selasa, karena selesai pelajaran ada Co Curricular Activity (CCA) hiphop dance....


Ga terlalu kurisaukan, karena aku adalah penganut aliran bahwa sesuatu terjadi karena pengaruh pikiran kita. Atau jika dibalik, bahwa apa yang kita pikirkan itulah yang terjadi. So, aku selalu berfikiran positif, dengan harapan yang terjadi adalah hal-hal postif. Jadi, aku berfikir, ah, paling Kakak masuk angin, kecapekan, pengaruh cuaca yang tidak bersahabat, de el el.


Sesampai di rumah, saya langsung menuju ke tempat Kakak, yang saat itu sedang belajar. Di depannya ada buku Mandarin dan Reading Comprehension (RC). Saya pegang dahi Kakak, biasa aja, ga panas. Saya tanya apakah dia masih pusing, dia jawab tidak.
Saya pun menginterview Kakak.
"Kak, tadi di jemputan muntah-muntah?"
"Iya", jawab Kakak. Lanjut Kakak: " Sebenernya pusing dan mual udah dari tadi siang, di kelas. Tapi aku tahan, aku diam aja".
"Loh, kenapa?" tanyaku lagi.
"Ga papa, koq Mi", sahutnya
"Oh, ya udah kalo ga papa", jawabku.

Percakapan pun berhenti. Kakak mulai lagi menghadap bukunya. Saya pun akan membersihkan badan dan makan malam. Tetapi saat akan beranjak pergi, kudengar suara Kakak lagi.
"Mi, tadi sebenernya aku ga pusing. Dan test RC tadi gampang koq", kata Kakak perlahan.
Aku berfikir sejenak, dan mencerna kalimat yang aneh itu, karena aku pikir tidak nyambung. Seketika juga, otakku langsung bekerja. Jangan-jangan Kakak stress karena test itu, dan mendadak sakit.

Pikiranku pun serasa kembali ke beberapa hari terakhir. Memang, pelajaran RC adalah pelajaran yang paling susah menurut Kakak, juga menurut teman-temannya di kelas 3. (Dalam hati saya juga bilang iya sih, susah emang... hihihi...). Gurunya adalah Ms Joy, seorang Philippines, yang cara pengajaran RC di sekolah menggunakan full in English. Mungkin bagi Kakak itu agak susah, yah, namanya juga proses. Beberapa hari terakhir, memang saya bilang fokus belajar Kakak ke RC. (Pake acara ngomel2 pula waktu itu. Abis gemess liat dia ga bisa-bisa). Mungkin secara tidak langsung itu yang mempengaruhi pikirannya. Siapa tau ya?

Akhirnya saya  memeluk Kakak, dan berkata: "Kakak bisa ga ngerjain RC? Kalau tidak bisa, gpp koq Kak. Masih ada test RC lain hari, masih bisa berusaha, masih bisa mengejar kekurangan nilai. Kesehatan Kakak lebih penting daripada test ini. Kalau Kakak bisa ngerjain test tapi terus sakit, stres, pusing, itu yang Mami ga mau. Yang penting Kakak udah belajar, udah berusaha", kata saya sok bijak... (hihihi... Tp asli, kalau anak stres karena pelajaran, haduh, bagi saya gak banget deh...). Kakak terdiam, tidak berkomentar apa-apa. Namun saya lihat tangannya mengusap-usap matanya. Dan tidak berapa lama, dia lari masuk kamar. Pasti deh Kakak mewek, terharu denger ucapan saya... hahaha.... Iya sih, memang Kakak adalah tipe anak yang sensitif. Justru dengan kata-kata halus dia akan tersentuh. Bagi dia, omelan tidak berarti apa-apa, ibarat masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Namun dengan sentuhan dan kata-kata lembut, nasehat ke Kakak akan masuk ke otak dan hatinya (Iya kan Kak, bener begitu? Mami kan udah apal watakmu.... :) ). 

Hidup ini tidak hanya belajar akademis. Masih banyak hal lain yang perlu dipelajari. Memang secara alamiah proses belajar dimulai ketika kita lahir, dan terus akan ada, sampai kita menutup mata. Belajar secara akademis adalah bagian kecil dari pelajaran hidup lainnya. Nilai-nilai moral lebih penting daripada sekedar matematika. Belajar yang sesungguhnya adalah jika kita bisa memberi manfaat bagi sesama. 

(Keep smile ya Kakak Jocelyn sayang, selalu belajar dalam hidup ini. Yang penting Kakak selalu berusaha. Pasti ada campur tangan Tuhan untuk orang yang selalu berusaha. Kedepan, Mami percaya, Kakak akan lebih pintar lagi dalam memahami RC.... :)) )

Selasa, 21 Oktober 2014

Suatu Hari ke Cinangneng

07.34 0 Comments
Ini adalah tulisan si Kakak, Jocelyn. Ditulis setelah dia melakukan field trip ke Cinangneng, Bogor. Menurut saya, tulisan yang lumayan bagus bagi seorang pemula. Mengalir. Bercerita tentang kegiatan dia. Sudah runtut. Tapi memang masih banyak yang blm diceritakan. How about you? :) Mari kita belajar menulis bersama, Kak.... Semangatt....




Suatu Hari ke Cinangneng
Pada hari Kamis tanggal 9 Oktober 2014, kelas 3B dan 3D mengadakan field study ke Cinangneng, Bogor. Sebelum berangkat kami berkumpul untuk berdoa memohon keselamatan dan diabsen oleh Ms Nana. Setelah itu, kami berjalanan menuju ke bis. Di bis saya duduk bersama Jessica dan Natalie.
Sepanjang perjalanan kami bermain teka teki bersama teman-teman. Diselingi makan jajanan yang kami bawa dari rumah. Mr. Josh menunjukkan kampusnya yaitu Institut Pertanian Bogor. Mr Josh juga menyuruh kami untuk memberi hormat ketika melewati kampus IPB.
Setelah sampai di Cinangneng acara pertama adalah menyanyikan lagu Sunda dan bermain angklung. Setelah selesai kami di bagi menjadi beberapa kelompok, saya mendapat kelompok 1 bersama teman yang saya kenal semua, yaitu Tian, Gaby, Bhista, Asheila, Aby, Farel, Daffa, Natalie, dan Adrian.
Lalu kami berjalan ke Jembatan Pulang Kampungku. Kegiataan pertama di Jembatan Pulang Kampungku adalah menanam padi. Saya sangat tidak suka menanam padi karena membuat baju dan celana saya menjadi penuh dengan lumpur. Kegiataan lain adalah memandikan kerbau . Saya sangat suka memandikan kerbau karena asyik dan menyenangkan. Kerbau itu bernama Bintang, berumur adalah 3 tahun. Selesai memandikannya kami berpamitan kepada Bintang. Kemudian kami menyebrangi sungai. Menyeberangi sungai membutuhkan tali tambang. Saya senang  menyeberangi  sungai karena bisa bermain air. Setelah selesai menyebrangi sungai, kami mandi dan berganti baju.
Acara dilanjutkan dengan makan siang  yang disediakan oleh mamang dan teteh. Menunya adalah nasi, sayur sop, ayam goring, kerupuk, sambal, dan buah. Makanan tersebut sangat lezat.
 Selesai makan kami masih diberi waktu untuk beristirahat, bermain ataupun membeli mainan. Di toko terdapat bermacam-macam barang seperti obor, gelang, kalung,suling dan mainan dari bambu. Saya membeli gelang dan kalung berwarna pink. Saya juga membelikan suling untuk adik saya. Ketika saya membeli suling, teman saya memanggil saya untuk melanjutkan aktivitas.
Aktivitas yang lain adalah membuat wayang dari batang singkong. Di awal membuat, saya tidak kesukaran tetapi di akhir saya merasa sulit, sehingga saya dibantu oleh mamang Achmad. Kegiatan sehabis membuat  wayang adalah menari Jaipong. Untuk menari jaipong anak perempuan harus memakai selendang dan anak laki-laki memakai topi dari kain.
Sehabis menari jaipong kami bermain genderang. Not bermain genderang adalah 515515 212212. Kami melakukan itu sampai berulang – ulang.Tadinya saya keliru memainkan not 515515 215215 tetapi kemudian saya tersadar setelah saya bertanya kepada Asheila. Dia berkata bahwa not yang benar adalah 515515 212212.
 Kegiatan yang terakhir adalah membuat kue bugis dan wedang jahe. Saat membuat kue bugis dan wedang jahe  kami harus bergantian mengaduk  supaya adil. Setelah matang hasil makanan itu kami makan. Rasanya enak sekali. Ternyata membuat membuat kue bugis dan wedang jahe sangat simpel. Cara membuat kue bugis: tepung terigu dicampur dengan air, garam, minyak sayur dan diaduk-aduk sampai halus. Kemudian adonan diisi unti, dan dicetak. Tunggu 10 menit, setelah itu baru bisa dimakan.
Setelah seluruh kegiatan selesai, waktunya untuk kami pulang. Tetapi sebelum pulang kami foto bersama, pembagian sertifikat dan bingkisan. Setelah itu kami menuju bis. Di bis saya duduk bersama Orchid dan di belakang saya ada Farel ,Bhista, dan Wildon.  Dan kami bermain bersama hingga sampai di sekolah. 

Dibawah ini adalah sebagian foto-foto di Cinangneng: 





Kamis, 16 Oktober 2014

Omprengan

01.12 1 Comments
Perkenalan dengan mereka terjadi pada awal tahun 2014. Saat itu, Mba Is, asisten saya bercerita bahwa tetangga kami tiap pagi menunggu mobil jemputan di depan komplek. Info itu penting banget, berguna sekali bagi saya. Karenaaa, tiap pagi saya harus melakukan perjalanan yang jauh sekali dari rumah menuju kantor dengan menggunakan angkutan publik. Angkot lebih tepatnya.

Bercerita tentang angkot, ada 3 jalur yang harus saya naiki tiap pagi. Kecapi Pondok Gede, kemudian Pondok Gede Kampung Melayu, dan lanjut lagi dengan jalur Kampung Melayu Senen. Bisa dibayangkan berapa jam yang harus saya habiskan demi menuju kantor. Situasi itu telah saya jalani selama kurang lebih 3 tahun, semenjak kepindahan saya dari rumah mertua di Salemba menuju rumah impian di Jatiwarna, Bekasi Selatan.

Kembali lagi ke cerita mba Is mengenai mobil jemputan tersebut. Ibarat menemukan oase di padang gurun, hahaha, kalau ini agak lebay dikit, saya mencoba menghubungi tetangga tersebut. Pucuk dicinta ulam tiba, ternyata selama seminggu tetangga saya, yang merupakan trainer suatu perusahaan farmasi multinasional, akan dinas keluar kota selama seminggu. Dia memberikan ‘kursinya’ untuk saya ambil alih selama seminggu itu. Itulah awal perkenalanku dengan omprengan, nebengers, tumpangan, atau apa lah istilah lainnya.

Omprengan itu milik seorang Bapak, PNS, yang kantornya tidak jauh dari kantor saya. Sedangkan para penumpang adalah ibu-ibu bekerja di kawasan Sudirman, yang tinggalnya berada di sekitar komplek tempat tinggalku. Sembilan penumpang cantik senantiasa menunggu kedatangan mobil ini.
Rute yang saya tempuh memang menjadi lebih jauh, memutar, karena harus melewati kuningan, sudirman, harmoni, yang merupakan kantor para teman omprengan.  Namun dari segi waktu, jauh lebih cepat, karna omprengan tidak mengenal istilah ngetem, alias berhenti untuk cari penumpang. Dan kebetulan, si Bapak ini selalu mengantar saya sampai depan pintu pagar kantor. Asyik bukan? Pulangnya pun, kami selalu diantar sampai depan pintu rumah…

Banyak hal terjadi di dalam omprengan, banyak kisah seru tercipta. Apalagi mayoritas penghuninya adalah ibu-ibu. Kami bisa share tentang apaaa saja. Mulai dari masakan, tentang anak, pelajaran, kerjaan, diskon special, bisnis, atau ngerumpi tentang bos, suami, tetangga, dan hal-hal heboh lainnya. Kalau sudah begini, si Bapak sopir dan pemilik mobil hanya bisa tersenyum. Paling dalam hati hanya berucap: ah, dasar ini emak2 gaul nan lucu… hahaha….

Kami menjadi dekat satu sama lain. Bahkan kami juga mengadakan arisan, siapa yang dapat akan mentraktir teman lainnya. Seru kan? Kejadian seru lainnya adalah ketika mobil mogok di dalam tol. Hahaha, ga kebayang kan, gimana emak2 harus turun dan mendorong mobil….


Kedekatan kami yang bermula karena kesamaan kepentingan, menjadikan kami saudara satu dengan yang lain. Persaudaraan yang indah. Semoga langgeng selamanya.